Timotius

My Personal Blog

  • Ideas
  • Inspiration
  • Imagination

CARE: God’s Protection System

January 18, 2025 By Timotius

CARE Gods Protection System – RenunganDownload

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Email
  • Telegram
  • WhatsApp

Filed Under: Inspiration

Berkat Penundukan Diri

November 28, 2023 By Timotius

Bahan renungan ini diambil dari kisah Samuel yang dituliskan dalam kitab 1 Samuel pasal 1-4. Selamat belajar. Tuhan Yesus memberkati!

Berkat-Penundukan-DiriDownload

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Email
  • Telegram
  • WhatsApp

Filed Under: Inspiration

Aku Bekerja Segiat-giatnya Bagi Tuhan … Seorang Diri

October 3, 2023 By Timotius

Bahan renungan ini membahas Nabi Elia setelah kemenangan besar di gunung Karmel. Ayat rujukan diambil dari 1 Raja-raja 18-19, demikian juga surat Yakobus pasal 5.

Aku-bekerja-segiat-giatnya-seorang-diriDownload

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Email
  • Telegram
  • WhatsApp

Filed Under: Inspiration

Raising The Standard

December 2, 2022 By Timotius

Shalom Saudara, kita akan belajar bersama bagaimana meningkatkan Standar Kehidupan Kristen dalam video ini berdasarkan Matius 5.

Credit: BICC YouTube Channel.

PS: Maafkan dasinya yang miring ๐Ÿ˜€

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Email
  • Telegram
  • WhatsApp

Filed Under: Inspiration

2019 Tahun Kelahiran yang Baru – Suatu Kesaksian

January 1, 2020 By Timotius

Shalom Bapak Ibu,
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyaksikan cinta kasih dan kebaikan Tuhan Yesus yang dialami oleh keluarga kami sepanjang tahun 2019 lalu.

24 Agustus 2018 istri saya dinyatakan positif hamil oleh dokter kandungan. Puji Tuhan, test awal kehamilan memberikan hasil baik.

10 September 2018 dini hari, istri saya mengalami pendarahan. Panik, takut, gentar memenuhi hati kami. Paginya kami segera ke rumah sakit untuk diperiksa. Dengan cara yang ajaib Tuhan menolong. Dokter yang biasa mulai praktek siang hari, pagi hari itu ada di rumah sakit dan bisa
langsung menangani istri saya. “Detak jantung nya ada!” Kata dokter. Puji Tuhan kami berseru. Dokter mengharuskan istri saya dirawat di rumah sakit selama satu minggu.

Seminggu setelah pulang, istri saya mengalami pendarahan lagi. Saya ingat sekitar pukul 2 dini hari kami langsung pergi ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit suster perawat mengecek detak jantung janin kami dan sekali lagi, puji Tuhan masih berdetak. Kali ini dua minggu kami harus tinggal di
rumah sakit itu. Demikian kami menjalani semua dengan pertolongan Tuhan. Pulang ke rumah istri saya harus full bed rest. Hanya boleh bangun untuk BAB saja. Sisanya semua kegiatan dilakukan di atas tempat tidur.

Pertengahan Januari 2019, istri saya kembali harus dirawat di rumah sakit lagi untuk ketiga kali dan selanjutnya keempat kalinya. Pada saat itu istri saya perlu mendapatkan suntikan pengencer darah (Lovenox) dua kali sehari. Satu hal yang menjadi rutinitas kami yang sangat menyakitkan setiap pukul 6 pagi dan 6 sore yang terus dilakukan sampai hari kelahiran.

Seminggu sebelum jadwal lahiran, Senin dini hari, istri saya merasakan ada pergerakan aneh dalam kandungannya. Hari Sabtu nya saat pemeriksaan dokter menunjukkan adanya lilitan di leher janin kami. Senin pagi itu kami langsung periksa ke rumah sakit. Hari itu dokter nya tidak praktek. Keesokan harinya kami kembali lagi. Dokter menyatakan semua kondisi baik hanya lilitan di leher janin sekarang jadi dua lilitan dari sebelumnya satu lilitan. Istri saya semakin tidak enak hati. Saat itu dokter kandungan kami tiba-tiba menyanggupi untuk operasi lahirannya dimajukan, bahkan malam itu juga bisa katanya. Jadi diputuskanlah operasi malam itu pukul 21.00.

Sekitar pukul 3 sore kami masuk ke kamar perawatan. Dan oleh kasih karunia Tuhan di sana istri saya bisa menepati janjinya untuk menyelesaikan pembacaan Alkitab selama hamil.

Pukul 8 malam istri saya dibawa masuk kamar operasi. Saya diijinkan mendampingi. Bayi kami lahir sekitar pukul 21.00. Namun, masih dalam penanganan dokter anak hingga pukul 23.30. Setelah itu dokter menyerahkan bayi itu untuk dirawat di ruang perawatan intensif bayi (NICU). Bayinya mengalami kondisi yang dalam istilah kedokteran disebut TTN. Dalam bahasa orang awam kurang lebih artinya bayinya ga bisa nafas.

Di bagian lain dari ruangan operasi itu, istri saya masih dirawat. Setelah sembilan bulan berjuang, 4x dirawat di rumah sakit, ratusan kali disuntik, setelah melahirkan bayinya, istri saya justru tidak sekalipun diberikan kesempatan untuk memeluk atau memegang bayi kesayangannya. Melihat langsung pun tidak bisa karena bayinya langsung dibawa untuk dirawat di ruangan NICU. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan istri saya saat itu.

Di ruangan NICU, bayi kami dimasukkan selang dalam mulutnya untuk membantu pernafasan dengan bantuan ventilator. Berbagai kabel menempel di tubuhnya. Infus bermacam-macam cairan dan obat dimasukkan ke tubuh mungilnya. Bunyi-bunyi alat monitor, ventilator, dan berbagai alat lainnya bersahut-sahutan silih berganti. Semua hal itu sangat menakutkan dan menggentarkan jiwa.

Saya cuma teringat janji firman Tuhan yang berkata:

Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru setiap pagi, besar setia-Mu Tuhan.


Firman inilah yang setiap pagi kami perkatakan kepada bayi kami di sana.
Sedih, pasti. Takut, iya. Namun, doa-doa terus kami naikkan. Ucapan syukur dan puji-pujian kepada Tuhan tidak hilang dari mulut kami. Syukur kepada Tuhan untuk teman-teman rohani yang baik. Seorang teman yang pernah mengalami kejadian yang serupa malam itu menghubungi kami. Kami sangat dikuatkan. Saat itu tangisan kesedihan kami letakkan, perkataan iman dalam doa kami naikkan. Tanpa saya sadari sesuatu terjadi.

Saat kami berdoa itu istri saya tiba-tiba mendapatkan suatu penglihatan. Dia lihat cahaya berkilau-kilauan turun atas inkubator anak kami. Dia tahu itu Tuhan hadir. Keesokan hari nya baru istri saya memberitahu mengenai penglihatan itu saat kami dalam perjalanan menuju rumah sakit. Pada saat yang sama HP saya berdering, ada panggilan telepon dari NICU rumah sakit memberitahukan bahwa ventilator yang dipasang di bayi kami sudah dilepas dan bayi kami sudah bernafas sendiri dengan stabil. Puji Tuhan!

Satu momen kehadiran Tuhan itu mengubahkan segalanya. Kesembuhan dan pemulihan anak kami berlangsung dengan begitu cepat. Bayi ini mulai belajar minum susu dari mulutnya. Sebelumnya susu dimasukkan lewat selang. Kondisinya terus stabil membaik. Dan hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Bayi nya boleh dibawa pulang. Puji Tuhan!

Sekarang mata kami melihat, hidup kami menyaksikan bahwa saat kami mempercayakan hidup kami kepada Tuhan Yesus, sungguh Dia Allah yang dapat dipercaya. Dan saat ini mulut kami tidak berhenti menceritakan cinta kasih dan kebaikan Tuhan yang kami alami.

Bapak, Ibu sekalian pada saat masa sulit itu apa yang kami dapat lakukan? Tidak ada. Kami hanya jalani hidup ini bersandar pada Tuhan karena sungguh kami tidak dapat berbuat apa-apa. Tapi kami tahu Tuhan Yesus Kristus yang memberikan hidup-Nya, mati bagi kami, ada beserta kami.

Satu hal yang rindu kami bagikan kepada Bapak Ibu sekalian bahwa Tuhan Yesus itu baik. Apapun kondisi yang sedang Bapak Ibu hadapi, percaya Dia tak pernah tinggalkan kita. Jangan berhenti percaya dan terus mengucap syukur.

Tuhan Yesus memberkati!

Saksikan juga video nya di YouTube channel Pelayanan Timotius di

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Email
  • Telegram
  • WhatsApp

Filed Under: Inspiration

Being a King

September 19, 2015 By Timotius Leave a Comment

Many people thinks that being a king means absolute power, all wills be done, having an extravagant luxury life and bla bla bla…

Is it really like that?

A real king serves day & night; all the days of his live. A king works the hardest work. And for sure, he is not his own. He belongs to the people.

Want to be a leader? Think twice. The king of kings died on the cross.

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Email
  • Telegram
  • WhatsApp

Filed Under: Inspiration

Confrontation, A Leader Can’t Run Away From

September 13, 2015 By Timotius

Confrontation, nobody likes, few dare, some screw it. Anyway, a leader cannot run away from this task. It is for the sake of his members a leader might have to confront someone or some organisation or some party. Yes, nobody enjoys being confronted by others. So the first response on each confrontation might be a very strong defence as our confrontation is liken to an attack.

This is how boldness and persuasion need to walk in balance. Being bold makes leaders start the confrontation and being persuasive accomplishes the goal of the confrontation.

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Email
  • Telegram
  • WhatsApp

Filed Under: Inspiration

Leader’s First Task

September 12, 2015 By Timotius Leave a Comment

The very first task a leader should pass is the ability to fill the needs of his/her household. Yes, it is all about money. The wise man says that people do not listen to a poor man’s wisdom.

A leader should grow financially. Then he can grow others as well. A leader should take care of his people, including their followers needs.

Let’s be a better leader!

Share this:

  • Twitter
  • Facebook
  • Email
  • Telegram
  • WhatsApp

Filed Under: Inspiration

Subscribe Your Email

Copyright © 2025 ยท Databaseku Solutindo